TEKAD SANG BANYU
Tubuh tegap
namun terlihat kurus kering terpantul dalam cermin datar di lemari bajuku.
Bibirku terkatup menatap netra hitam milikku, kilasan-kilasan masa lalu hadir
menyerang syaraf-syarafku, memori buruk itu datang menguasai tempat berpikir,
membuatku meringis merasakan malu. Ketika jalan hidup yang dulu aku lalui ingin
kulepas namun semuanya masih tampak sama. Tidak ada yang berubah, aku adalah
aku yang dulu, pikir orang-orang itu.Aku hanya manusia yang terjebak akan frasa
indahnya masa remaja, yang terjebak dalam ilusi semu nan fana. Aku Banyu, Banyu
Anggoro. Aku lahir di Magelang, 2 Mei 2004. Aku tengah mengeyam pendidikan di
salah satu SMA di Kabupaten Magelang. Kalian pasti akan terkejut ketika melihat
tato di leherku. Tato yang mengingatkan betapa buruknya aku dulu. Apa perlu aku
ceritakan bagaimana aku dulu? Ahh tentu saja, tetapi biarkan cerita itu
mengalir seperti air, ya seperti nama ku 'Banyu'.
Sudah satu
semester aku sekolah di sini namun tidak ada yang mau berteman denganku. Aku
memaklumi dan menghargai setiap presepsi, mereka pasti takut aku membawa
pengaruh buruk. Kini pembelajaran telah di mulai Pak Rahmat
mengintruksikan untuk bekerja kelompok
membuat power point yang nantinya akan dipresentasikan.
Aku menghembuskan napasku kasar. Mau tidak mau aku harus bekerja dan juga
presentasi sendiri. Saat aku beranjak menuju perpustakaan untuk mencari
beberapa referensi dari buku-buku lain ada seorang anak berkacamata yang
mendekatiku. "Mau bekerja sama denganku?"ajaknya padaku. Aku terdiam
bagai patung yang tidak bernyawa. Anak itu memegang pundakku.
Aku tersentak sadar, aku mengangguk -anggukkan
kepalaku bak anjing penurut. Dikoridor banyak
orang yang bergunjing tentangku. Aku diam mencoba
bersabar aku tidak ingin merusak semua tekadku.
Setelah ditunggu-tunggu akhirnya datang. Presentasi kami buka dengan berbagai macam salam sebagai bentuk toleransi bahwa bangsa Indonesia itu beragam. Aku mulai menjelaskan bagianku kemudian bergantian dengan Ardi yang menjelaskan bagiannya. "Cukup sekian yang dapat kami sampaikan, apa ada pertanyaan?" tanyaku kepada teman sekelasku. "Bagaimana pendanganmu dengan orang yang dulunya terkenal badboy namun sekarang sok-sok an alim alias goodboy," aku menghela napas dengan pertanyaannya. Aku tau mereka sudah menyiapkan pertanyaan ini jauh-jauh hari. "Bolehkah saya tanya apa itu pelajar? Apakah pelajar memandang badboy ataukah goodboy? Apakah sedangkal itu pemikiran kalian? Saya tidak keberatan jika dijauhi, tapi saya keberatan jika saya dipandang hina oleh kalian." ucapku menarik napas sejenak."Saya sudah mencoba berubah, saya hilangkan kebiasaan buruk saya. Saya mencoba memperbaiki diri." ucapku lagi sambil menatap teman-teman sekelasku. "Saya sudah bertekad dalam menuntut ilmu. Tolong jangan judge saya hanya karena masa lalu saya. Itu semua hanya bentuk kekhilafan saya." ucapku serak karena menahan tangis. Baru kali ini aku berani mengeluarkan uneg-uneg di hati. Lega. Satu kata yang menggambarkan keadaanku sekarang. Pak Rahmat yang mendengar penjelasanku tersenyum lebar seolah-olah ia menantikan semua ini sejak lama."Pertanyaan terakhir, bagaimana perasaanmu dulu dan juga sekarang?" tanya Pak Rahmat kepadaku."Perasaanku dulu sakit, kecewa, sedih, dan juga marah hikss....." runtuh sudah pertahananku. Aku sudah tidak peduli dengan semua orang yang menganggapku cengeng atau apa. " Aku hanya ingin mencari perhatian hiks... Tapi aku tidak sadar hikss... Jika caraku justru menghancurkan image seorang hikss Pelajar." jawab ku."Dan perasaanku hari ini sangat-sangat lega. Hatiku seperti melayang terbawa angin malam. Sungguh semuanya kini tampak ringan." ucapku sambil tersenyum lebar menatap Pak Rahmat. Hingga suara gemuruh tepukan dari teman-teman terdengar. Pak Rahmat merengkuhku.Aku terkekeh mendengar bisikannya. Hatiku juga berdesir, rasa hangat menyerbu hatiku yang mulai terbentuk kembali. Rasa bahagiaku menguar menyebar sampai keujung dunia. Oke aku berlebihan. Tapi sungguh semuanya seperti mimpi. Hanya karena perkara presentasi 'menuntut ilmu' aku bisa menjelaskan semua masa laluku. Semua perasaanku.
BIOGRAFI PENULIS
ALMA
SEPTIANI_WADAS,KAJORAN_MAGELANG 05-09-2004_ 087837086368_@sptya_all /
@almaseptya_594_